Kamis, 03 Juni 2010

SELAYANG PANDANG KOMUNITAS DESA PABBARESSENG



A.PROFIL SOSIO-DEMOGRAFIS

Pabbaresseng adalah nama desa yang mekar pada tahun 2008 dari Desa Barowa, Pengusulan untuk menjadi desa yang berdiri sendiri telah digagas sejak tahun 2007. Secara administratif desa Pabbaresseng masuk dalam wilayah Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Komunitas masyarakat desa Pabbaresseng adalah komunitas masyarakat Bua pada umumnya. Bahasa yang digunakan sehari-hari di Bua umumnya orang mengatakan sebagai bahasa Tae’, bahasa ini ada kemiripannya dengan bahasa Toraja, selain itu ada pula yang menggunakan bahasa Bugis baik penduduk lokal maupun pendatang dari Bugis dan Makassar.

Nama Pabbaresseng memiliki arti yakni sebagai wadah atau tempat penyimpanan beras. Konon kabarnya tempat ini dahulunya adalah tempat atau gudang penyimpanan Beras jika Kapal-kapal pengangkut Beras dari berbagai daerah berlabuh di Pabbaresseng.
Bahkan dalam sejarah disebutkan bahwa Pabbaresseng sebagai tempat menyambut tamu yang menggunakan perahu perang bernama La Uli Bue. Tempat tersebut dinamakan La Pandoso yang berada di Muara Sungai Pabbaresseng pada saat agama Islam pertama kali masuk di Tanah Luwu yang dibawa oleh Khatib Datok Sulaiman dari Buo Lintau Padang panjang Sumatra. Monumen La Pandoso seperti pada gambar diatas.

Desa Pabbaresseng adalah daerah pesisir pantai Bua dengan luas wilayah adalah 3.875 M2 berada pada ketinggian 00 dari permukaan laut, dengan topografi yang datar. Keadaan iklim menurut Schmidt dan Ferguson, iklim di desa Pabbaresseng tergolong kedalam iklim tipe B dengan curah hujan antara 500-1000mm/tahun.
Secara administratif desa Pabbaresseng berbatasan dengan Desa Barowa di sebelah Utara, Desa Pammesakang Sebelah Selatan, Desa Tanah Rigella Sebelah Barat dan Teluk Bone di Sebelah Timur. Wilayah pemukiman masyarakat menghampar sepanjang jalan. Sedangkan lahan pertanian/perkebunan berada dekat dari rumah atau jalan, ada pula yang mempunyai areal perkebunana atau tambak ikan yang jauhnya sampai 1 km dari rumah.

Di Desa ini mengalir Sungai Bua yang mengalir dari hulu yaitu desa Posi dan terus ke hilir Teluk Bone. Selain itu terdapat pula sungai-sungai yang mengalir di areal tambak yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut yaitu Sungai Pabbaresseng merupakan induk dari sungai sungai kecil seperti sungai Sere yang mengalir dari Desa Pammesakang menuju Induk Sungai Pabbaresseng. Sungai kecil tersebut berperan dalam pengaturan pasang surut air laut yang dapat mengairi lahan tambak/empang masyarakat.
Keadaan Penduduk Tahun 2009 jumlah mencapai 1.568. Komposisi penduduk Perempuan 818 jiwa dan Laki-laki 750 jiwa dan jumlah KK 344.

Masyarakat desa Pabbaresseng membentuk pola pemukiman yang sifatnya campuran, tersebar dari dusun satu hingga dusun empat, mengikuti alur jalan atau lahan olahan seperti kebun, empang dan pinggir jalan. Sistem ikatan sosial masih melekat yang dirajut oleh ikatan-ikatan kekerabatan yang saling menghormati satu sama lain, masyarakat pada umumnya menyebut dirinya sebagai masyarakat asli Bua atau Luwu.
Masyarakat umumnya menggantungkan hidupnya pada sektor perindustrian, mereka bekerja di industry perkayuan/Plywood di PT. Panply. Rata rata yang bekerja adalah para pemuda dan remaja selebihnya adalah orang tua yang sudah lama bekerja hingga mencapai masa kerja 25 tahun bahkan lebih hingga 30 tahun. Selain itu matapencaharian masyarakat sebagai Petani Rumput Laut baik yang dikelola di laut (jenis Catonik) maupun yang dikelola di tambak/empang (jenis Grassilaria) yang dipadukan dengan ikan jenis Bandeng dan Udang, Pekerjaan-pekerjaan lainnya seperti pedagang kelontong, Nelayan, PNS dan ada pula yang mengumpulkan sisa-sisa limbah industri perkayuan seperti serpihan kayu.

Komunitas Perempuan saat ini umumnya mengelola rumput laut, yang juga sebagai mata pencaharian. Kaum perempuan berperan penting dalam membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga dimana pada setiap musim panen rumput laut kaum perempuan ikut serta dalam pengeringan dan perbanyakan bibit, sehingga mereka dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam setiap rumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Buat Kami